Aristoteles adalah murid seorang
ahlifilsafat Plato. ia banyak memberikan pandangan hamir pada semua cabang ilmu
pengetahuan, seperti: logika, etika, metafisika, paykologi serta fisika yang
banyak berhubungan dengan sejarah perkembangannya.
Andilnya
dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan memiliki
pengaruh yang cukup bear, hal tersebut mungkin disebabkan oleh cara-cara Aristoteles mengemukakan pendapat yang banyak didukung oleh logika yang mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu. Sebagian besar masalah yang dikemukakan merupakan masalah yang telah lama dipelajari.
pengaruh yang cukup bear, hal tersebut mungkin disebabkan oleh cara-cara Aristoteles mengemukakan pendapat yang banyak didukung oleh logika yang mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu. Sebagian besar masalah yang dikemukakan merupakan masalah yang telah lama dipelajari.
Dalam
tulisannya yang berjudul”de generatione et corruptione”, dia membahas tentang
keberadaan dan kepunahan benda-benda, serta membantah adanya kerusakan zat,
sehubungan dengan hal tersebut dia mengemukakan: “ it is far more reasonable (to assume) that what is should cause the coming-to-be of what is not than that what is not should cruse the being of what is,” yang kurang lebih artinya :” lebih beralasan apabila kita mengatakan bahwa suatu yang menyebabkan keberadaan adalah sesuatu yang tak kelihatan, dari pada kita mengatakkan bahwa sesuatu yang tak kelihatan itu menyebabkan keberadaan”; hal yang pertama lebih mudah dimengerti dari pada hal yang kedua. Dan selanjutnya:”now that which is being moved is, but that which is coming to be is not; hence, also, motion is prior to coming-to-be…..and we assert that motion causes coming-to-be”. Yang kurang ebih artinya:” bahwa apa yang bergerak itu ada, itu juga penting bagi keberadaan”.
sehubungan dengan hal tersebut dia mengemukakan: “ it is far more reasonable (to assume) that what is should cause the coming-to-be of what is not than that what is not should cruse the being of what is,” yang kurang lebih artinya :” lebih beralasan apabila kita mengatakan bahwa suatu yang menyebabkan keberadaan adalah sesuatu yang tak kelihatan, dari pada kita mengatakkan bahwa sesuatu yang tak kelihatan itu menyebabkan keberadaan”; hal yang pertama lebih mudah dimengerti dari pada hal yang kedua. Dan selanjutnya:”now that which is being moved is, but that which is coming to be is not; hence, also, motion is prior to coming-to-be…..and we assert that motion causes coming-to-be”. Yang kurang ebih artinya:” bahwa apa yang bergerak itu ada, itu juga penting bagi keberadaan”.
Didalam pernyataan
diatas Aristoteles mengemukakan bahwa
faktor penggerak merupakan sebab dari suatu keberadaan, disamping itu juga
dikemukakan bahwa disamping menyebabkan adanya suatu keberadaan, pergerakan itu
juga menyebabkan suatu kemusnahan, dalam hal itu Aristoteles mengemukakan, kita
harus mencari dua gerakan sesuai dengan kontradiksi yang ada, baik gerakan yang
menyebabkan timbulnya keberadaan maupun gerakan yang menyebabkan timbulnya
kemusnahan; disana gerakan tersebut berlangsung secara terus menerus. Dari apa
yang dikemukakan tersebut Aristoteles aristoteles memberikan suatu onterpretasi
bahwa gerakan kontradiksi yang dimaksud adalah gerak lingkaran miring (inclined
circle), sebab hanya gerak lingkaran miring
yang dapat berlangsung secara terus-menerus serta mengandung suatu
kontradiksi, yaitu setengah lingkaran naik dan setengah lingkaran turun. Salah
satu contoh dari gerakan tersebut di
alam semesta adalah gerak matahari pada ekliptiika, pada musim semi menimbulkan
adanya keberadaan dan pada musim gugur menimbulkan kerusakan.
Untuk memperbaiki setiap
penndapat yang diajukan, Aristoteles berulang kali mengadakan observasi tentang
fakta-fakta yang ada di alam semesta. Misalnya dalam “ De Caelo” dia
,mengatakan” the evidence of all the senses futher corroborates this. How else
would eclipses of the moon show segments as we see them?... since it is the
interposition of the earth that makes the eclipse, the form of this
line(i.e..the earth’s shadow on the
moon) will be caused by the form of the earth’s surface, which is therefore
spherical”, yang kurang lebih artinya:”
setiap fakta-fakta menguatkan pendapat ini, mengapa bayangan bulan seperti apa
yang kita lihat?... karena bulan pada posisi segaris dengan bumi dipandang dari
matahari menimbulkan gerhana bulan dimana bentuk-bentuk garis yang terdapat
pada permukaan bulan meunjukkan bentuk dari permukaan bumi, yaitu bulat.
Menurut Aristoteles dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, fakta merupakan suatu hal yang cukup memegang peranan, sebagai
mana yang dikemukakan dalam salah satu paragraf buku:”De Generatione et
Corruptione”, sebagai berikut:” lack of experience diminishes our power of
taking a conprehensive view of the adminitted facts. Hence,those who dwell in
intimate association with nature and its phenomena grow more and more able to
formulate, as the foundation of their theories, principles such as to admit of
a wide and coherent development; while those whom devotion to abstract
discusions has rendered unobservant of the facts are too ready to dogmatize on
the basics of a few observations”’ yang artinya kurang lebih:”kurangnya pengalaman,
mengurangi pula kemampuan kita dalam memberikan pandangan yang ilmiah tentang
fakta yang ada. Dari sini orang-orang selalu memikirkan tentang alam dan gejala
pertumbuhannya semakin lebih mampu memberikan pandangan ilmiah, sebaai dasar
teori mereka serta prinsip-prinsip yang dapat memberikan dan menimbulkan
perkembangan yang lebih luas dan cocok. Sedangkan mereka yang membicarakan
masalah-masalah yang abstrak, memberikan fakta-fakta yang tak dapat diamati dan
terlalu cepat untuk membuktikan kebenaran hanya berdasar pada beberapa
observasi saja”.
Padangan Aristoteles
tersebut diatas ternyata sangat sesuai, bahkan berguna bagi para ahli ilmu pengetahuan
pada abad kedua puluh. Dari sini muncul dua pandangan Aristoteles:
Pertama, pandangannnya
tentang benda-benda jatuh. Dinyatakan oleh Aristoteles, bahw benda jatuh dari
tempat yang tinggi memiliki kecepatan yang tergantung dari beratnya; semakin
berat suatu benda semakin cepat jatuhnya.
Kedua, mengenai gerak
bumi, matahari, dan planet-planet. Dalam bukunya “ De Caelo” (jilid II Bab.
XIV), dikwmukakan bahwa:”heavy bodies forcibly thrown quite straight upward
return to the point from which they started even if they be thrown to an
infinite (!) distance”. Yang artinya kurang lebih:” benda-benda yang berat terpaksa
memantul ke atas bila benda tersebut dijatuhkan;walaupun gerak pantul benda
tersebut tidak sampai pada jarak semula”. Atas dasar kenyataan terseut
Aristoteles menyimpulkan bahwa bumi tidak bergerak dengan poros lain kecuali
pada sumbunya. Dia beranggapan bahwa matahari, planet-planet lain dan
bintang-bintang secara konsentris berputar mengelilingi bumi sebagai pusatnya.
Pandangan ini terkenal sebagai pandangan geosenntris yang merupkan belenggu
dari perkembangan ilmu pengetahuan sampai abad berikutnya.
Aristoteles juga
termasuk sebagai penganut teori empat unsur dasar seperti yang dikemukakan oleh
Empedocles. Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan:”alam ini terdiri dari unsur
tanah yang kering dan dingin, unsur air yang dingin dan basah, unsur udara yang
basah dan panas serta unsur api yang panas dan kering”.
No comments:
Post a Comment