Monday 28 April 2014

Aristoteles (384-332)

Aristoteles adalah murid seorang ahlifilsafat Plato. ia banyak memberikan pandangan hamir pada semua cabang ilmu pengetahuan, seperti: logika, etika, metafisika, paykologi serta fisika yang banyak berhubungan dengan sejarah perkembangannya.
      Andilnya dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan memiliki
pengaruh yang cukup bear, hal tersebut mungkin disebabkan oleh cara-cara Aristoteles mengemukakan pendapat yang banyak didukung oleh logika yang mudah diterima oleh masyarakat pada saat itu. Sebagian besar masalah  yang dikemukakan merupakan masalah yang telah lama dipelajari.
      Dalam tulisannya yang berjudul”de generatione et corruptione”, dia membahas tentang keberadaan dan kepunahan benda-benda, serta membantah adanya kerusakan zat,
sehubungan dengan hal tersebut dia mengemukakan: “ it is far more reasonable (to assume) that what is should cause the coming-to-be of what is not than that what is not should cruse the being of what is,” yang kurang lebih artinya :” lebih beralasan apabila kita mengatakan bahwa suatu yang menyebabkan keberadaan adalah sesuatu yang tak kelihatan, dari pada kita mengatakkan bahwa sesuatu yang tak kelihatan itu menyebabkan keberadaan”; hal yang pertama lebih mudah dimengerti dari pada hal yang kedua. Dan selanjutnya:”now that which is being moved is, but that which is coming to be is not; hence, also, motion is prior to coming-to-be…..and we assert that motion causes coming-to-be”. Yang kurang ebih artinya:” bahwa apa yang bergerak itu ada, itu juga penting bagi keberadaan”.
Didalam pernyataan diatas  Aristoteles mengemukakan bahwa faktor penggerak merupakan sebab dari suatu keberadaan, disamping itu juga dikemukakan bahwa disamping menyebabkan adanya suatu keberadaan, pergerakan itu juga menyebabkan suatu kemusnahan, dalam hal itu Aristoteles mengemukakan, kita harus mencari dua gerakan sesuai dengan kontradiksi yang ada, baik gerakan yang menyebabkan timbulnya keberadaan maupun gerakan yang menyebabkan timbulnya kemusnahan; disana gerakan tersebut berlangsung secara terus menerus. Dari apa yang dikemukakan tersebut Aristoteles aristoteles memberikan suatu onterpretasi bahwa gerakan kontradiksi yang dimaksud adalah gerak lingkaran miring (inclined circle), sebab hanya gerak lingkaran miring  yang dapat berlangsung secara terus-menerus serta mengandung suatu kontradiksi, yaitu setengah lingkaran naik dan setengah lingkaran turun. Salah satu contoh dari gerakan  tersebut di alam semesta adalah gerak matahari pada ekliptiika, pada musim semi menimbulkan adanya keberadaan dan pada musim gugur menimbulkan kerusakan.
Untuk memperbaiki setiap penndapat yang diajukan, Aristoteles berulang kali mengadakan observasi tentang fakta-fakta yang ada di alam semesta. Misalnya dalam “ De Caelo” dia ,mengatakan” the evidence of all the senses futher corroborates this. How else would eclipses of the moon show segments as we see them?... since it is the interposition of the earth that makes the eclipse, the form of this line(i.e..the earth’s  shadow on the moon) will be caused by the form of the earth’s surface, which is therefore spherical”,  yang kurang lebih artinya:” setiap fakta-fakta menguatkan pendapat ini, mengapa bayangan bulan seperti apa yang kita lihat?... karena bulan pada posisi segaris dengan bumi dipandang dari matahari menimbulkan gerhana bulan dimana bentuk-bentuk garis yang terdapat pada permukaan bulan meunjukkan bentuk dari permukaan bumi, yaitu bulat.
Menurut  Aristoteles dalam perkembangan ilmu pengetahuan, fakta merupakan suatu hal yang cukup memegang peranan, sebagai mana yang dikemukakan dalam salah satu paragraf buku:”De Generatione et Corruptione”, sebagai berikut:” lack of experience diminishes our power of taking a conprehensive view of the adminitted facts. Hence,those who dwell in intimate association with nature and its phenomena grow more and more able to formulate, as the foundation of their theories, principles such as to admit of a wide and coherent development; while those whom devotion to abstract discusions has rendered unobservant of the facts are too ready to dogmatize on the basics of a few observations”’ yang artinya kurang lebih:”kurangnya pengalaman, mengurangi pula kemampuan kita dalam memberikan pandangan yang ilmiah tentang fakta yang ada. Dari sini orang-orang selalu memikirkan tentang alam dan gejala pertumbuhannya semakin lebih mampu memberikan pandangan ilmiah, sebaai dasar teori mereka serta prinsip-prinsip yang dapat memberikan dan menimbulkan perkembangan yang lebih luas dan cocok. Sedangkan mereka yang membicarakan masalah-masalah yang abstrak, memberikan fakta-fakta yang tak dapat diamati dan terlalu cepat untuk membuktikan kebenaran hanya berdasar pada beberapa observasi saja”.
Padangan Aristoteles tersebut diatas ternyata sangat sesuai, bahkan berguna bagi para ahli ilmu pengetahuan pada abad kedua puluh. Dari sini muncul dua pandangan Aristoteles:
Pertama, pandangannnya tentang benda-benda jatuh. Dinyatakan oleh Aristoteles, bahw benda jatuh dari tempat yang tinggi memiliki kecepatan yang tergantung dari beratnya; semakin berat suatu benda semakin cepat jatuhnya.
Kedua, mengenai gerak bumi, matahari, dan planet-planet. Dalam bukunya “ De Caelo” (jilid II Bab. XIV), dikwmukakan bahwa:”heavy bodies forcibly thrown quite straight upward return to the point from which they started even if they be thrown to an infinite (!) distance”. Yang artinya kurang lebih:” benda-benda yang berat terpaksa memantul ke atas bila benda tersebut dijatuhkan;walaupun gerak pantul benda tersebut tidak sampai pada jarak semula”. Atas dasar kenyataan terseut Aristoteles menyimpulkan bahwa bumi tidak bergerak dengan poros lain kecuali pada sumbunya. Dia beranggapan bahwa matahari, planet-planet lain dan bintang-bintang secara konsentris berputar mengelilingi bumi sebagai pusatnya. Pandangan ini terkenal sebagai pandangan geosenntris yang merupkan belenggu dari perkembangan ilmu pengetahuan sampai abad berikutnya.
Aristoteles juga termasuk sebagai penganut teori empat unsur dasar seperti yang dikemukakan oleh Empedocles. Dalam hal ini Aristoteles mengemukakan:”alam ini terdiri dari unsur tanah yang kering dan dingin, unsur air yang dingin dan basah, unsur udara yang basah dan panas serta unsur api yang panas dan kering”.

No comments:

Post a Comment