Tuesday 29 April 2014

Aristarchus (310-230 SM)


Aristarchus adalah seorang astronom Yunani dan ahli matematika, yang  lahir di pulau Samos, di Yunani. Dia merupakan murid dari Strato of Lampsacus, yang merupakan kepala sekolah Lyceum yang didirikan oleh Aristoteles.
Aristarchus mengemukakan teori tentang ruang angkasa yaitu teori heliosentris yang berbeda dengan teori Aristoteles dan teori yang dianut masyarakat secara umum pada
waktu itu yaitu geosentris. Menurut Aristarchus bumi tidak diam tetapi bersama-sama dengan planet-planet dan bintang-bintang yang lain bergerak secara konsentris mengelilingi matahari. Sekitar 1700-1800 tahun kemudian barulah ada ilmuan yang sependapat dengan dia yaitu Copernicus. Dimana teori ini lebih dikenal sebagai teori Copernicus karena beliau yang pertama menulis teori heliosentris ini.
Dalam teorinya itu Aristarchus tidak menjelaskan tentang ruang angkasa ini, tetapi dia hanya menulis suatu buku yang berjudul:” on the Sizws and the Distances of the sun and moon”. Tetapi archimedes menyatakan dalam sebuah buku yang berjudul:”the Sand-reckoner”, bahwa Aristarchus yang berasal dari samos menguraikan sebuah buku yang mengandung hipotesis campuran tentang bintang dan matahari yang tidak bergerak itu. Dalam buku tersebut menurut Archimedes, Aristarchus menyatakan bahwa bumi yang berputar mengelilingi matahari, sedang matahari tetap berada di tengah-tengah orbit; ukuran bintang sangatlah besar apabila dibandingkan dengan daerah putaran bumi.
Pendapat Aristarchus yang dikisahkan Archimedes tersebut sebenarnya lebih memiliki landasan dibandingkan dengan pendapat Aristoteles sendiri (teori geosentris), tetapi karena Aristoteles dianggap lebih pintar maka pendapat Aristarchus itu tidak dipercaya dan dilupakan begitu saja sampai kira-kira 2000 tahun.
Selain mengemukakan teori heliosentris, Aristarchus mengemukakan teorinya tentang bentuk bumi serta jarak bumi dengan matahari dan bulan. Aristarchus mengatakan bahwa bumi berbentuk bulat. Pendapat ini didasarkan dari bentuk bayangan yang menutupi bulan pada saat gerhana bulan terjadi. Dimana ketika terjadi gerhana bulan, tampak bayangan berbentuk bulat yang menutupi bulan, dimana dimana ia mengatakan bahwa bumi “mencuri” cahaya matahari yang kemudian bayangannya menutupi bulan.
Selain bentuk, ia juga menghitung ukuran bumi dimana ia menghitung diameter Matahari sebagai sekitar tujuh kali diameter Bumi, dengan demikian memperkirakan volume Matahari sekitar 300 kali volume Bumi (diameter sebenarnya dari Matahari sekitar 300 kali diameter Bumi, volume solar sebesar 1.300.000 volume Bumi). Dalam karyanya ini tidak membuktikan teori heliosentis secara langsung, namun dengan pendapatnya tentang perbandingan ukuran ini bisa disimpulkan tentang teori tersebut karena benda yang lebih kecil (bumi) akan mengelilingi banda yang lebih besar (matahari)
Sedangkan dalam menghitung jarak dengan matahari dan bulan yang didasarkan pada teori geosentris yang menyatakan bahwa sudut subtended dengan diameter Matahari adalah 2 derajat: dimana yang benar adalah sekitar ½ derajat. Aristarkhus mengklaim bahwa pada setengah bulan (bulan kuartal pertama atau terakhir), sudut antara Matahari dan Bulan adalah 87 °. Mungkin ia mengusulkan 87 ° sebagai batas bawah mengukur deviasi terminator bulan dari linearitas ke  akurasi 1° adalah di luar batas okuler tanpa bantuan manusia (yang membatasi menjadi sekitar keakuratan 3°). Dengan menggunakan geometri yang benar, tetapi kurang akurat yaitu 87 ° datum, Aristarkhus menyimpulkan bahwa jarak antara Bumi dan Matahari adalah antara 18 dan 20 kali lebih jauh daripada Bulan. (Nilai sebenarnya dari sudut ini dekat dengan 89 ° 50 ', dan jarak Matahari sebenarnya sekitar 400 kali Bulan.)

No comments:

Post a Comment