
matematika, filsafat, obat-obatan. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur. Selain menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al-biruni juga fasih dengan sederet bahasa seperti Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi dan Suriah. Semasa muda dia menimba ilmu matematika dan astronomi dari Abu Nasir Mansur.
Al-Biruni
tercatat sebgai astronom yang melakukan percobaan yang berhubungan dengan
fenomena astronomi. Dia menduga galaksi bima sakti adalah kumpulan sejumlah bingtang.
Pada 1031 dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang, Al-Qanun
Al Mas’udi.
Selain
itu, Al-Biruni merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi
dengan satrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. dia juga menghasilkan
berbagai karya penting dalam bidang astrologi.
Dalam
ilmu bumi, Al-Biruni menghasilkan sejumlah sumbangan penting sehingga dia
dinobatkan sebagai “Bapak Geodesi”. Dia juga memberi kontribusi signifikan
katografi, geologi,geografi dan mineralogy. Kartografi adalah ilmu membuat peta
atau globe. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni telah menulis karya penting dalam
kartografi, yakni sebuah setudi tentang proyeksi pembuatan peta.
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khwarizmi dengan menggunakan ketinggian matahari. “kontribusi penting dalam bidang geodesi dan geografi telah disumbangkan Al-Biruni. Dia telah memeperkenalkan teknik mengukur bumi dan jaraknya menggunakan triangulasi,” papar John J. O’Connor dan Edmund F. Robertson dalam MacTutor History of Mathematics.
Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah satunya dia menulis tentang geologi India. Sementara itu dalam bidang mineralogy dia menulis kitab berjudul Al_Jawahir atauBook of Precious Stones yang menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasikan setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
Pada usia 17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khwarizmi dengan menggunakan ketinggian matahari. “kontribusi penting dalam bidang geodesi dan geografi telah disumbangkan Al-Biruni. Dia telah memeperkenalkan teknik mengukur bumi dan jaraknya menggunakan triangulasi,” papar John J. O’Connor dan Edmund F. Robertson dalam MacTutor History of Mathematics.
Al-Biruni juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah satunya dia menulis tentang geologi India. Sementara itu dalam bidang mineralogy dia menulis kitab berjudul Al_Jawahir atauBook of Precious Stones yang menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasikan setiap mineral berdasarkan warna, bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
Al-Biruni
telah berperan mengenalkan metode saintifik dalam setiap bidang yang
dipelajarinya. Misalnya, dalam Al-Jamawir yang
sangat eksperimental. Pada bidang optic, Al-Biruni bersama Ibnu Al-Haitham
termasuk ilmuwan pertama yang mengkaji dan mempelajari ilmu optic. Dialah yang
pertama kali menemukan bahwa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
Al
Biruni mengatakan bahwa berat jenis itu bukan bukan persatuan volume, tetapi
bilangan murni yang tidak memiliki satuan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari
percobaan sebagai berikut:
Mula-mula tabung P diisi air sebatas
dasar corong C, kemudian benda B yang mau dicari berat jenisnya dimasukkan ke
tabung P, sedangkan air yang tumpah ditampung ke tabung Q.
Sehingga berat jenis benda B adalah:
Karen berat benda B maupun beratair
sama-sama memiliki satuan gram atau kilogram, maka berat jenis merupakan
bilangan murni.
No comments:
Post a Comment